Antimony (Sb) sudah banyak digunakan dalam berbagai proses manufaktur untuk membentuk paduan keras dengan logam lain seperti tembaga, timbal, dan timah serta berbagai bahan industri seperti kaca, semikonduktor, bahkan produk farmasi. Selain itu, senyawa antimon pentavalen terlarut (Sb [V]) digunakan sebagai agen terapeutik spesifik untuk melawan parasit. Antimon yang ada di air dan tanah sebagian besar berasal dari aktivitas manusia (seperti pembakaran batu bara atau dengan fly ash ketika bijih yang mengandung antimon dilebur), dan muncul terutama sebagai antimon yang tidak dapat larut.
Saat ini, antimon dianggap sebagai polutan prioritas dalam air minum di beberapa wilayah (seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa) karena banyaknya penyakit yang dapat dipicunya (misalnya kerusakan sel di paru-paru, iritasi saluran pernapasan, dan dermatitis), dengan tingkat level <6 µg / L.
Metode analisis yang dapat digunakan untuk analisis antimoni dalam air meliputi spektrofotometri, analisis elektrokimia, dan spektroskopi atom. Spektroskopi serapan atom merupakan metode yang banyak digunakan karena waktu analisis yang lebih cepat, toleransi matriks yang lebih tinggi, dan sensitivitas superior yang ditawarkan oleh teknik analisis ini. Sebagai contoh, dengan menggunakan spektrometri serapan atom tungku grafit (GF-AAS), batas deteksi antimon dapat mencapai <0,8 µg / L (seperti yang disyaratkan oleh Metode US EPA 204.2)
Pada tahun 2019, Kementerian Ekologi dan Lingkungan (MEE) Republik Rakyat Tiongkok merilis dua metode HJ standar pada analisis antimoni, HJ 1046-2019 dan HJ 1047-2019. Metode ini diimplementasikan secara resmi pada April 2020. HJ 1046-2019 dirujuk sebagai metode standar untuk menganalisis antimoni dalam air dengan menggunakan FL-AAS; sedangkan pada metode HJ 1047-2019, GF-AAS merupakan teknik yang direkomendasikan. Dibandingkan dengan teknologi lain, penggunaan AAS untuk penentuan kadar logam pada level trace dalam air menawarkan kelebihan dari segi pengoperasian yang sederhana, hemat biaya, cepat, tinggi, dan sensitif, membuat teknologi ini cocok untuk laboratorium rutin yang menangani sejumlah besar sampel.
Kinerja sistem Thermo Scientific™ iCE™ 3300 dan 3400 Atomic Absorption Spectrometer (AAS) untuk analisis antimon dalam sampel air menurut metode standar HJ 1046-2019 dan HJ 1047-2019 telah dinilai. Parameter analitik seperti sensitivitas, limit deteksi, presisi, akurasi, dan ketahanan dalam analisis rutin diselidiki untuk penentuan Sb dalam sampel air.
Antimony adalah kontaminan yang muncul, dan karena itu, fokus yang kuat diberikan pada analisis elemen ini dalam sampel lingkungan seperti air, hal ini berfungsi untuk memastikan kualitas air dan menghindari potensi bahaya karena toksisitasnya. Dalam artikel ini menunjukkan bahwa antimon dapat ditentukan secara akurat dan tepat menggunakan penyerapan atomik, baik dengan sumber eksitasi tungku api maupun grafit. Namun, ada perbedaan dalam batas deteksi yang dapat dicapai (serta waktu analisis yang diperlukan per sampel), sehingga pilihan untuk salah satu teknik bergantung pada batas yang diperlukan dan sifat sampel.
Sistem graphite furnace dapat mencapai batas deteksi tunggal dalam rentang konsentrasi µg/L, sehingga memungkinkan untuk penetapan antimony pada tingkat yang rendah, misalnya dalam air minum yang konsumsi manusia. Namun, sistem flame lebih cocok untuk laboratorium yang berfokus pada penyaringan cepat dari sampel dalam jumlah besar, seperti sampel limbah atau air limbah, dengan konsentrasi elemen yang lebih tinggi.
Untuk info lebih lanjut, Anda dapat kunjungi link berikut, application note.