EG/DEG atau
Kenapa terdapat cemaran EG/DEG pada obat-obatan? Kemungkinan, manufaktur secara ilegal mengganti solven yang non-toxic dengan toxic yaitu
Pada sesi ini,
Pergerakan toksikan Ethylene Glycol dalam tubuh dimulai saat usus menyerap senyawa ini dalam 1-4 jam setelah konsumsi. Etilen glikol dioksidasi oleh alkohol dehidrogenase menjadi glikoaldehida. Aldehid dehidrogenase dengan cepat mengubah glikoaldehida menjadi glikolat. Konversi glikolat menjadi glioksilat berlangsung lambat. Sebagian kecil glioksilat dimetabolisme menjadi oksalat. Ion kalsium mengkelat oksalat untuk membentuk kristal kalsium oksalat monohidrat yang tidak larut, yang bertanggung jawab atas gagal ginjal.Sedangkan pergerakan toksikan
- Joint FAO/WHO Expert Comittee on Food Additives (JEFCA) menetapkan batas 0,25% dalam zat tunggal maupun campuran. Namun, EG/DEG tidak dikategorikan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi sebagai pengotor (impurities) dalam Polietilen Glikol (PEG).
- Comission Regulation Europian Union (EU) menetapkan ambang batas 0,25% sama seperti regulasi JEFCA. EU juga mengategorikan EG/DEG sebagai pengotor dalam monografi Polisorbat 20, Polisorbat 40, Polisorbat 60, Polisorbat 65 dan Polisorbat 80 serta Polietilen glikol.
- US Pharmacopeia (USP) mengatur EG dan DEG ke dalam eksipien monografi Gliserol, Sirup Sorbitol, Sirup Maltitol, Larutan Sorbitol Sorbitan, Sorbitol yang tidak mengkristal, dan Propilen glikol dengan masing-masing kriteria penerimaan tidak lebih dari 0,10%, dan Polietilen glikol dengan kriteria penerimaan 0,25% sebagai kombinasi EG dan DEG.
- Indonesian Pharmacopeia VI 2020 EG/DEG diatur sebagai persyaratan identifikasi dalam monografi Gliserol dan Propilen glikol dengan batas maksimum masing-masing 0,10%, dan sebagai pengotor dalam Polietilen glikol sebesar 0,25% sebagai total EG dan DEG. Berdasarkan Farmakope Indonesia, dietilen glikol dan etilen glikol dianalisis kadarnya dengan Kromatografi Gas.
Topik yang tidak kalah menariknya yang dibahas dalam seminar PharmaTrends 2024+ adalah memodernisasi metode kromatografi agar selaras dengan USP (621). Topik tersebut dibawakan oleh Mr. Sumit Verna, Regional Program Manajer APJ Thermo Fisher Scientific. USP merupakan farmakope atau ringkasan informasi obat untuk Amerika Serikat dan diperbarui setiap tahunnya. Standar USP dijadikan acuan di lebih dari 140 negara, termasuk Indonesia.
Mr. Sumit menjelaskan beberapa inisiatif untuk modernisasi monografi USP. Modernisasi monografi USP dapat dilakukan melalui metode pengujian, metode impurities organik, uji identifikasi, dan pengujian lainnya. Pada sesi ini, disajikan beberapa studi kasus mengenai cara modernisasi melalui metode analisis dan transfer metode dari HPLC ke UHPLC atau ke instrumen yang sama dari merek lain.
Analisis zat pengotor (impurities) Nitrosamin dalam produk farmasi juga menjadi topik yang dibahas pada PharmaTrends 2024+. Kasus cemaran Nitrosamin sempat meledak saat ditemukan pada sejumlah obat penghambat reseptor angiotensin (yaitu, valsartan, losartan, dan irbesartan), tablet ranitidin, metmorfin, dan produk sirup. Nitrosamin merupakan bagian dari pengotor genotoksik Kelas 1, karsinogen mutagenik yang diketahui menurut pedoman peraturan IARC dan ICH M7 (R1). Oleh karena itu, lembaga FDA (United States Food and Drug Administration) mengembangkan metode analisis untuk menyaring 7 nitrosamin utama dan memastikan kandungan total nitrosamin dalam obat tidak melebihi batas yaitu 26,5 ppb.
Menurut Dhaval Patel, PhD. cara memastikan tidak ada nitrosamin selama proses produksi antara lain:
- Monitor bahan baku dan produk -> Perbedaan konsentrasi nitrit dari batch ke batch dapat meningkatkan kemungkinan pembentukan nitrosamin. Kadar nitrit harus dibatasi dalam bahan obat dan produk obat untuk menghindari peningkatan kadar pengotor.
- Keyakinan terhadap peraturan -> perangkat lunak Chromeleon CDS dibuat untuk siap memenuhi kepatuhan. Kontrol instrumen, analisis data, dan pelaporan berlangsung aman dan terlacak secara audit.
- Gunakan instrumen dalam setiap tahapan analisis Nitrosamin.
Selanjutnya, Dr. Kapil Khullar menjelaskan bagaimana Anda dapat mengurangi atau mengeliminasi permasalahan umum yang muncul di laboratorium Anda. Tantangan yang muncul di antara lain pekerjaan banyak, namun sumber daya manusianya kurang. Selain itu, memodernisasi peralatan laboratorium dan memajukan teknik, regulasi menjadi semakin lebih ketat, tenggat waktu yang lebih singkat untuk mengirimkan data, dan meningkatnya risiko serangan siber. Semua tantangan tersebut dapat diatasi hanya dengan menggunakan Chromeleon CDS.
Chromeleon CDS mengurangi waktu dalam belajar sistem, sehingga biaya pelatihan pun murah. Mudah juga digunakan dan mampu meningkatkan produktivitas laboratorium Anda. CDS dapat menyederhanakan alur kerja laboratorium, meningkatkan efisiensi operasional, memantau operasi laboratorium secara ringkas, automasi method development and validation.
Seminar PharmaTrends 2024+ tidak hanya membahas mengenai aplikasi dan instrumen yang digunakan, tetapi juga membahas dari sisi aplikasi consumables. Pembahasan ini dipaparkan oleh Adham Ahmed, PhD. BSc., MRSC. Adham memaparkan bahwa Themo Fisher Scientific membuat kolom HPLC agar dapat memenuhi standar dari USP. Thermo Fisher Scientific sangat memahami kebutuhan akan operasi laboratorium QC yang efisien, dapat diandalkan, dan harus terkoneksi. Adham Ahmed juga meberikan contoh beberapa aplikasi analisis menggunakan kolom HPLC yang sesuai.