News & Article Details

analisis minyak nabati ICP OES

Deteksi Kandungan Multi-Element pada Minyak Nabati

Minyak nabati kerap digunakan untuk penyedap makanan, pun memasak di beberapa bagian besar negara di dunia. Kualitas nutrisi dan tingkat lemak jenuh yang dimiliki jauh lebih rendah dibandingkan minyak lainnya. Sayangnya, minyak ini tidak menutup kemungkinan adanya unsur beracun dari proses ekstraksi pertanian, misalnya kandungan Timbal. Karena itu, dibutuhkan teknik analisis yang dapat digunakan untuk melacak kadar elemen dalam sampel makanan. Salah satu teknik analisis tersebut, yakni Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectroscopy (ICP OES).

ICP OES dalam Sampel Minyak Nabati

Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES) secara luas digunakan sebagai teknik analisis pilihan untuk analisis jejak kadar elemen dalam sampel makanan. Hal ini dikarenakan, memungkinkan penentuan secara simultan dari unsur-unsur beracun dan nutrisi.

Seperti diketahui, minyak nabati mengandung sejumlah kecil unsur alam dan di saat yang sama minyak tersebut dapat mengandung unsur beracun. Sebab itu, adanya  peraturan ketat mengenai kadar unsur beracun, seperti Timbal dalam kandungan minyak nabati yang ditujukan dengan tabel di bawah.

Dengan demikian, pentingnya memantau elemen-elemen tersebut dalam sampel minyak nabati untuk kualitas produk dan keamanan pangan. Tabel seperti di bawah menjelaskan bahwa batas maksimum kandungan Timbal (Pb) dan Silikon (Si) yang dapat diterima sebanyak (dalam mg.kg-1) dalam sampel makanan, termasuk minyak nabati.

tabel batas kandungan timbal pada makanan minyak nabati
Tabel1. Batas maksimum kandungan yang dapat diterima dalam sampel makanan.

 

Penggunaan ICP OES disebabkan penentuan secara simultan dari unsur-unsur beracun dan nutrisi. Analisis sampel oil dengan langsung menggunakan ICP OES akan menimbulkan tantangan analitis, di antaranya gangguan pengukuran dari matriks sampel dan pemeliharaan yang lebih sering.

Hal tersebut diakibatkan, tingginya kandungan karbon dari sampel oil. Bahkan, beberapa unsur (fosfor, timbal, dan kadmium) untuk memeroleh sensitivitas dapat menjadi tantangan karena garis emisi primer unsur-unsur berada di daerah ultraviolet yang kurang sensitif.

Analisis silikonpun, menjadi perhatian sebab konsentrasi background equivalent concentrations (BEC) yang tinggi. Sinyal drifting untuk elemen ini, dihasilkan dari sistem pengenalan sampel ICP-OES selama periode analisis.

Masalah tersebut, dapat menyebabkan gangguan yang signifikan dan dapat memengaruhi keakuratan pengukuran Silikon (Si) pada konsentrasi rendah. Di antara elemen target dalam kandungan minyak nabati, fosfor dan silikon biasanya dianalisis sebagai bagian dari proses quality assurance (QA) dan quality control (QC). Dikarenakan, elemen tersebut dapat berasal dari bahan tambahan makanan yang sengaja ditambahkan seperti antioksidan dan agen antifoaming.

 

Instrumen Thermo Scientific ™ iCAP ™ PRO XP

Instrumen Thermo Scientific ™ iCAP ™ PRO XP ICP-OES duo digunakan untuk analisis konsentrasi elemen dengan kadar rendah dalam minyak nabati yang diencerkan dengan xylene. Instrumen ini, dipilih akibat pengaturannya yang dapat dioptimalkan sepenuhnya dan kemampuannya untuk melakukan pengukuran plasma Aksial dan Radial yang memastikan perputaran sampel dengan cepat.

Gas campuran (Ar 80%, O2 20%) ditambahkan untuk mengurangi beban karbon dari aspirasi pelarut organik ke dalam ICP.  Tabung pompa peristaltik Viton ™ berfungsi untuk memasukkan sampel dan membuang sampel berlebih dari spray chamber sebab ketahanannya terhadap xilena.

Keramik D-Torch yang dapat dilepas bertujuan untuk meminimalisir frekuensi perawatan saat analisis pelarut organik dan untuk meningkatkan kinerja analisis silikon dalam sampel tersebut. Selanjutnya, tiap panjang gelombang dan mode analisis yang digunakan dalam pekerjaan ini, ditujukkan pada tabel di bawah.

data linear standar pelarut minyak nabati
Tabel 2. Data linearitas (R2) dan sensitivitas (LOD sebagai mg · kg-1) untuk 22 elemen target yang ditentukan dari standar pelarut (xylene).

Adanya mode intelligent Full Range (iFR) dapat mengukur panjang gelombang antara 167.021 dan 852.145 nm dalam satu pengukuran simultan. Hal ini, dapat mengurangi waktu analisis yang siginifikan. Berikutnya, mode analisis eUV opsional dapat digunakan untuk lebih meningkatkan sensitivitas untuk elemen yang termasuk dalam rentang panjang gelombang 167.021 hingga 240.063 nm.

Informasi mengenai application note selanjutnya, sila baca di sini

Share the Article