Walaupun gula berperan sebagai sumber energi bagi tubuh, bukan berarti kita bisa mengkonsumsinya dalam jumlah banyak. Penyakit diabetes, jantung, dan obesitas adalah contoh penyakit karena terlalu banyak mengkonsumsi gula. Sejalan dengan itu, orang-orang pun mulai sadar dan menjalani pola hidup sehat. Hal tersebut menjadi alasan bagi perusahaan makanan dan minuman untuk membuat produk dengan gula rendah kalori.
Penggunaan gula rendah kalori pun semakin populer. Gula ini termasuk ke dalam golongan pemanis buatan. Maka dari itu, rasanya 200 – 700 kali lebih manis dibandingkan gula pasir. Sama seperti sirup agave, pemanis ini digunakan sebagai alternatif pengganti gula. Hasilnya, banyak produk yang dipasarkan bagi penderita diabetes mengandung pemanis buatan.
Sebenarnya, ada berapa jenis pemanis yang beredar di pasaran? Apakah pemanis buatan aman untuk dikonsumsi? Dan bagaimana cara mengetahui jumlah gula rendah kalori pada makanan dan minuman kemasan?
Jenis-jenis Gula yang Sering Dikonsumsi
Kebanyakan dari kita mengenal pemanis hanyalah gula pasir. Padahal, tidak semua rasa manis berasal dari gula yang sama. Pemanis digolongkan menjadi dua yaitu, pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami secara alami terkandung di dalam makanan yang belum diproses. Misalnya, buah-buahan dan sayur-sayuran. Jenis yang termasuk dalam pemanis alami adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Sedangkan, pemanis buatan merupakan pemanis yang dihasilkan melalui proses kimiawi. Pemanis ini sengaja ditambahkan ketika makanan dan minuman diproses. Maka dari itu, pemanis buatan biasanya ada di dalam soda, protein bar, selai, permen, dan lain-lain. Berdasarkan Mayo Clinic, pemanis buatan tidak menyebabkan gigi berlubang. Manfaat lain yang mungkin didapatkan, yaitu mengontrol berat badan dan tidak menimbulkan diabetes.
Pemanis buatan dikelompokkan menjadi gula yang mengandung nutrisi (nutritive sweeteners) dan gula yang tidak mengandung nutrisi (non-nutritive sweeteners). Gula alkohol (sorbitol, xylitol, lactitol, mannitol, erythritol, dan maltitol) termasuk ke dalam jenis pemanis bernutrisi. Sedangkan aspartam, acesulfame potassium, neotame, sakarin, dan sukralosa merupakan contoh pemanis tidak mengandung nutrisi (rendah kalori) yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Gula rendah kalori lainnya yang sedang naik daun adalah rare sugar.
Seperti namanya, rare sugar sulit ditemukan. Kehadirannya secara alami di makanan hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Rare sugar adalah monosakarida dan turunananya. Ada lebih dari 40 jenis rare sugar, salah satunya allulose. Allulose muncul di buah-buahan yang dikeringkan (kismis dan fig kering) dan gandum. Struktur kimia allulose mirip dengan fruktosa, tapi tidak diserap oleh tubuh dengan cara yang sama. Allulose hanya mengandung 0.4 kalori/gram lebih rendah dari sukrosa, yaitu 4 kalori/gram.
Penentuan Kadar Gula Rendah Kalori
Cara mengetahui kandungan pemanis baik alami maupun buatan adalah dengan memastikan kemasan produk. Jika Anda tidak menemukan “gula” pada label komposisi, bukan berarti produk tersebut tidak mengandung pemanis sama sekali. Ada berbagai macam jenis pemanis yang ditambahkan dalam makanan dan minuman kemasan. Misalnya, erythritol, allulose, dan sucralose.
Jumlah gula yang digunakan dalam produk makanan dan minuman wajib dicantumkan pada label. Apalagi, mulai banyak beredar produk makanan dan minuman dengan klaim bernutrisi tinggi dan rendah kalori. Pengecekan nutrisi produk akan menjadi lebih relevan bagi konsumen yang perhatian terhadap asupan kalori per hari. Akibatnya, penentuan kadar pemanis penting bagi perusahaan makanan dan minuman kemasan.
Kandungan dan jumlah pemanis dalam produk makanan dan minuman dapat dianalisis melalui perhitungan kadar karbohidrat. Perhitungan tersebut dilakukan dengan tepat menggunakan high performance anion-exchange chromatography (HPAE-PAD). Pada aplikasi ini, metode HPAE PAD digunakan untuk memastikan tiga jenis pengganti gula (erythritol, allulose, dan sukralosa) dalam produk minuman dan makanan rendah kalori atau sugar-free.
Pemisahan gula dilakukan menggunakan Dionex ICS HPIC dan kolom Dionex CarboPac PA20. Kolom ini memudahkan pemisahan dengan persiapan sampel dan waktu siklus keselurahan hanya 25 menit (Gambar 1). Selaras dengan itu, data presisi dan akurasi menunjukkan angka yang memuaskan, dengan kisaran pemulihan (recovery range) 83-116% untuk tiga sampel yang diuji (Gambar 2).
Metode HPAE PAD telah sukses divalidasi, akurasi dan presisinya baik untuk menentukan gula rendah atau non kalori dengan menggunakan kolom Dionex CarboPAC PA20. Untuk info lebih lanjut, sila klik catatan aplikasi ini.
Sumber: