Saat Ramadhan, kita hanya memiliki waktu sahur dan buka puasa untuk mengisi energi. Selama kurang lebih 14 jam tubuh kita tidak mendapatkan asupan makanan. Tubuh akan menggunakan tiga makronutrien untuk diolah menjadi sumber energi. Tiga makronutrien tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
Namun, karbohidrat lah yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Seperti dikutip dari Tempo.co, ada beberapa tahapan bagi tubuh untuk memperoleh energi. Pertama, tubuh akan memecah glukosa dari makanan yang mengandung karbohidrat. Selanjutnya, tubuh memecah glikogen sebagai cadangan energi saat kadar glukosa telah habis. Glukosa dan glikogen akan cepat dipecah oleh sistem pencernaan saat kita berpuasa. Karenanya, pola konsumsi makanan saat puasa perlu diperhatikan.
Lalu, mengapa kita perlu merubah pola konsumsi saat sahur dan buka puasa? Bagaimana cara kita memilih jenis karbohidrat yang tepat untuk sahur dan berbuka? Bagaimana kita bisa membedakan jenis kandungan gula yang ada di dalam makanan?
Ubah Pola Konsumsi Karbohidrat Saat Sahur dan Buka Puasa
Konsumsi makanan dan minuman pada saat sahur dan buka puasa menjadi faktor penting dalam membantu lancarnya puasa. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas diambil dari asupan nutrisi. Oleh karena itu, ketika sahur, disarankan untuk konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks dicerna oleh tubuh lebih lama dibanding karbohidrat sederhana. Jadi, kita akan merasakan kenyang yang lebih lama.
Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat kompleks di antaranya: oatmeal, beras merah, kentang, roti gandum, ubi. Sementara itu, saat buka puasa, tubuh membutuhkan asupan untuk menggantikan energi yang hilang. Jenis karbohidrat sederhana adalah pilihan yang tepat. Karbohidrat ini dicerna cepat oleh tubuh. Ungkapan “berbukalah dengan yang manis” ternyata betul adanya.
Gula akan memberikan energi cepat ke tubuh yang tidak mendapat asupan makanan selama puasa. Gula sendiri memiliki beragam jenis, pemanis buatan dan pemanis alami.
Baca artikel tentang jenis-jenis gula yang sering dikonsumsi!
Sebab itu, kita perlu memperhatikan asupan makanan manis saat buka puasa. Makan dan minumlah dalam porsi yang cukup. Porsinya sekitar 15% dari 60% kebutuhan tubuh atau tidak lebih dari 4 sendok teh gula. Anda dapat mengkonsumsi kurma, madu, dan buah-buahan lain.
Taukah kalian bahwa menentukan gula di dalam makanan bukanlah hal yang mudah? Banyak metode analisis yang kurang tepat digunakan.
Tantangan Analisis Makanan Manis
Kandungan karbohidrat ada di setiap makanan namun, analisis gula sangat menantang untuk dilakukan. Senyawa gula memiliki kromofor yang kurang dan kesamaan dalam strukturnya mempersulit pemisahan.
Beberapa metode analisis telah dibuat untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Misalnya, teknik enzimatik yang menggunakan enzim yang dipilih untuk mengubah sakarida menjadi senyawa yang dapat diukur. Meskipun teknik berbasis enzim cepat dilakukan, namun kurang spesifik dan tidak dapat menentukan semua gula secara bersamaan.
Metode lainnya, yaitu high-performance liquid chromatograpgy (HPLC). Tidak membutuhkan gugus fungsi aktif UV atau fluoresen dalam gula, karena tersedia teknik deteksi nonselektif, seperti indeks bias (RI). Namun, dengan deteksi RI, gradien fase gerak tidak dapat digunakan, karena menginduksi perubahan besar pada baseline. Dampaknya, membatasi jumlah gula yang dapat dipisahkan.
Gas chromatography (GC) juga dapat digunakan untuk analisis gula. Meskipun efektif, sayangnya, membutuhkan derivatisasi gula yang mahal dan memakan waktu. Selain itu, mengalami pemisahan yang tidak memadai.
Temui Metode Analisis yang Tepat
High performance anion exchange chromatography (HPAE) dengan pulsed amperometic detection (PAD) adalah metode analisis karbohidrat yang tepat. HPAE-PAD meniadakan kesalahan terkait dengan derivatisasi analit. Deteksi karbohidrat dapat langsung dideteksi dengan sensitivitas yang sangat baik. Teknik pemisahan beresolusi tinggi ini memungkinkan sejumlah besar gula dapat diselesaikan dalam satu injeksi.

Penentuan karbohidrat yang relevan secara nutrisi (galaktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan maltose) dalam makanan menggunakan HPAE-PAD dengan eluen natrium hidroksida secara manual, disetujui menjadi Metode Tindakan Pertama AOAC 2018.16.
Metode Tindakan Pertama AOAC 2018.16 sebelumnya telah dimodifikasi. Mode Dual EGC menggunakan kolom Dionex CarboPac PA20-1 mm menghilangkan persiapan eluen natrium hidroksida secara manual. Seh Mode ini menggunakan kartrid generasi eluen (EGC) asam metanasulfonat (MSA) dan EGC kalium hidroksida (KOH) secara seri untuk menghasilkan gradien eluen KOH/KMSA yang dapat direproduksi dan akurat.
Hasil analisis penentuan karbohidrat dalam 3 sampel makanan: susu formula bayi, tepung whey, dan bubuk cokelat menggunakan metode Dual EGC mode HPAE-PAD.

Gambar di atas menunjukkan bahwa metode tersebut akurat, dengan pemulihan gula dalam tiga sampel ekstrak gula yang diencerkan berkisar antara 91 hingga 110 persen. Selain itu, juga menunjukkan ketepatannya: presisi area yang dihitung bervariasi dari 0,42 hingga 1,6 persen, dengan presisi waktu retensi <0,2 persen untuk semua karbohidrat target.
Baca analisis selengkapnya di application note.
Jika Anda memiliki pertanyaan terkait analisis karbohidrat, sila hubungi tim kami di sales@wiralab.co.id
Referensi: